Selasa, 24 November 2009

CERPEN PERTAMA

NGGA PERLU SENYUM KOQ…..

Sebenarnya melihat muka dan mendengar namanya saja aku sudah malas capai rasanya hati ini dibohongi terus olehnya. Semua perbuatan dan perkataanya seolah keluar begitu saja tanpa dipikirkan sebelumnya sementara yang mendengarkan sudah sepenuh hati dan sepenuh jiwa berharap akan kata-katanya itu. Mungkin kalau orang yang baru kenal dengannya akan percaya dan terbuai-buai dengan kata-katanya tapi aku ? sudah hampir sepuluh tahun aku berteman dengannya dan tak hentinya dia bicara gombal yang sebenarnya dia sendiri tahu bahwa aku tak kan mempercayainya. Tapi entah kenapa seolah tak bosan dan tak capai dia melakukan itu. Seminggu yang lalu dia bilang uang tabungannya sudah mencapai hampir sejumlah uang yang cukup untuk dibelikan sebuah sepeda motor bebek dengan tunai. Lalu dia menjanjikan akan mengantarku kemanapun aku pergi dengan sepeda motor yang akan dibelinya dengan uang tabungannya. Tapi hari ini dia merengek rengek minta dipinjamin uang untuk pergi kerumah temannya yang diluar kota untuk sebuah peluang usaha yang akan dilakukan bersama teman luar kotanya itu. What…mau bisnis tapi ongkos ngutang. Lalu kemana uang tabungannya itu. Aku nyengir mendengar rayuan pulau kelapanya itu. Eh rayuan pulau kelapa sih bisa bikin kita terbuai-buai ngantuk dan tertidur , Sementara rayuannya malah bikin aku sakit kepala dan pusing , lalu dengan sopan kusuruh dia pulang dan berpikir lagi apakah benar peluang usaha itu harus dikejar sampai luar kota dan apakah yakin uang yang dipinjam dariku akan dikembalikannya. Wah ternyata ucapanku salah dengan menggebu-gebu dia utarakan bagaimana peluang usaha itu akan membuatnya jadi kaya raya dan akan mengembalikan semua hutangnya padaku bahkan sampai sepuluh kali lipat. Akhirnya dengan berat hati kuusir dia dari rumahku dengan alasan aku mau tidur, terserah dia mau berangkat pakai apa aku sudah tak punya cadangan dana untuknya.

“Win kemana tadi si Ferry?” tiba-tiba ibuku datang sambil membawa segelas teh dalam nampan.

“Sudah pulang bu” jawabku

“Lho baru ibu buatkan minum koq sudah pulang”

“Gak tahu bu buru-buru banyak urusan kali”

“Oh ya udah teh nya buat kamu aja deh”

Sambil meletakan teh dimeja ibu berlalu kembali kedalam, tuh kan ibuku saja sudah tersihir dengan gayanya Ferry temanku itu, memang selama ini aku tak pernah cerita mengenai kelakuan Ferry yang sering bohong padaku. Mungkin ibu sudah kemakan omongannya juga hingga dia simpatik dan tak tahu bahwa Ferry itu suka bohong.

Ah sudahlah memang sudah nasibku mungkin harus jadi teman dekat seorang pembohong….tapi tunggu dulu apa benar ya dia pembohong. Dia memang selalu janji yang indah indah dan jarang ditepati dengan berbagai alasan dan aku kecewa setengah mati. Dia suka pinjam uang untuk jangka waktu yang dia sendiri janjikan dan mengembalikannya 2 kali lebih lama dari waktunya. Tapi kan selalu kembali ya..walau kadang pake nyicil juga…

Repot sih tapi entah kenapa ada yang lain yang membuat aku selalu memaafkan dan bertoleransi atas segala kebohongan dan kemoloran waktunya. Ada sesuatu dibalik semuanya seperti harapan bahwa ada sesuatu dimasa yang akan datang ya ampun apa sih…koq bisa-bisanya berharap dari orang seperti itu . Ah sudahlah mudah mudahan memang ada sesuatu dibalik semuanya.

*****

Ferry itu temanku sejak sepuluh tahun yang lalu tepatnya tetangga teman SMP-ku, usianya lebih tua dariku 2 tahun tapi dia ngga mau dipanggil mas atau kakak, padahal waktu itu dia sudah duduk di kelas 2 SMA dan tahulah pergaulan jaman SMP ku dulu senioritas kan Cuma mau bilang Ferry tadi gue dapat nilai 8 ulangan Fisika…hebat ya gue. Dan dengan gaya yang selangit Ferry memuji diriku lalu kemudian menjatuhkan aku sejatuh jatuhnya…gubrak! What a wonderful friend ya. dipegang kuat. Untung Ferry ngga begitu jadi aku bisa berbuat semaunya…wah gimana ngga semaunya kapanpun aku butuh dia selalu ada, walaupun

Bahkan dia sering mengorbankan waktu gaulnya untuk mendengar sekedar curhatanku yang kadang kadang bikin bete dan membuat kami jadi berantem. Tapi itu dulu waktu SMU, setelah kuliah justru Ferry yang sering menerorku dengan datang tiba tiba ke kampusku dan menculik aku dari teman temanku. Wah ngga seru banget deh lagi mau nonton ma temen temen yang memang sudah janjian dari berapa hari yang lalu tiba tiba harus ngumpet ndengerin si Ferry curhat yang ujung ujungnya emang kesel jadi marahan terus begitu dari tahun ke tahun sampai lulus kuliah dan kerja.

Dan satu kebiasaan baru Ferry sejak kuliah adalah pinjem uang…adaaa saja alasannya. Tapi ntah kenapa aku selalu mengabulkannya kan anak kuliahan pinjem uang ngga seberapa seperti jumlah uangku yang ngga seberapa juga. Dan yang jelas aku tahu dia pinjem uang buat apa.

Ferry ngga berubah masih baik, suka pinjem uang, masih suka nyela…sampai suatu ketika dia merayuku untuk pinjam uang yang akan dipergunakan buat beli hadiah cewe yang lagi ditaksirnya. Dan sejak itu aku ngga sanggup untuk bisa ternsenyum lagi padanya. Walaupun sebenarnya jarang juga aku senyum senyum sama Ferry tapi sejak permintaan itu aku makin pahit rasanya kalau harus senyum …jadi sejak itu hambar dan ngga berselera ngamuk sama Ferry. Kenapa ya…. Ngga tahu dan aku ngga mencoba untuk tahu kenapa aku males saat itu. Dan rasanya ngga penting banget buat cari-cari alasan kenapa.

*****

Hari ini seperti biasanya pagi–pagi buta begini aku harus sudah mandi dan mempersiapkan diri untuk berangkat ke tempat kerja. Males rasanya tapi ini kan hari Senin hari pertama disetiap minggunya dan aku seperti masih tersihir oleh nikmatnya liburan akhir minggu walaupun hanya 2 hari. 2 hari yang indah karena aku bisa melakukan kegiatan kesenanganku dengan puas yaitu tidur….ups..hobi ku memang tidur..leyeh leyeh..rebahan.tiduran atau hal semacam itu lah. Dan ibuku tidak suka atas itu semua…lho kenapa .

“Ngga bagus anak perempuan tidur terus nanti gendut kaya gentong..” ih kasar amat masa aku disamain dengan gentong.

“Nanti rejekinya di patok ayam” Lho aku kan dah rajin tiap hari dari Senin sampai Jumat cari rejeki dari pagi-pagi buta.

“Ntar jauh jodoh” Nah nah..ini nih kalimat yang menohok….emang kalau bangun pagi terus melek sepanjang hari jodohnya datang begitu saja?

“Bagaimana mau ketemu jodoh kalau kerjanya tidur terus” Duh cerewet ya ibuku, tapi aku ngga pernah bisa menjawab semua kata-katanya itu segan dan yang jelas takut dosa. Baik ya aku ini…tapi buat melupakan hobiku aku juga enggan cape…tubuh kan perlu istrirahat ya ngga. Lantas lah jadinya kejadian itu berulang terus setiap akhir minggu kecuali pada saat Ferry datang ke rumah. Dan pagi ini disela kesibukanku mempersiapkan diri berangkat kerja Ferry sudah ada di ruang tamu mau antar aku kerja katanya. Maak jelas dong ibuku senangnya bukan kepalang. Ih apa sih bagusnya Ferry ribed.

“Win tuh Ferry udah jemput jangan lama lama dandannya”

“ Ya bu...” Ih emangnya aku pernah lama dandan agak males aja gitu mendengar nama Ferry. What…tunggu…tunggu ‘males denger nama Ferry ?’ ehmmmm sebenarnya sih, ngga juga apa ya…sudah lah ngga baik bikin orang nunggu pagi pagi pula. Akhirnya dengan perasaan aneh aku keluar kamar dan siap berangkat kerja.

“Tumben loe udah sampe sini pagi pagi”

“ Iya kan gue dah janji mau nganterin loe tiap hari kalau udah beli motor”

“What?! Akhirnya kebeli juga?

“Ya dong ngga percaya ya”

“Ehm..”

“Udah deh gue tahu loe ngga pernah percaya sama semua pernyataan gue”

“Pernyataan siapa loe wakil rakyat ato artis pakai pernyataan?”

“Eh eh udah berangakat sana tar kesiangan keburu macet kasian Ferry kan mesti kerja juga.” Tiba tiba ibu nimbrung memutus percakapan kami yang agak seru.

Jujur dan terus terang ada perasaan aneh pagi ini, tapi sudahlah sudah agak siang mesti kerja jadi perasaan aneh itu kusimpan dulu dalam hati.

*****

Malam ini punggungku rasanya remuk redam duh kenapa sih cape amat baru juga hari pertama minggu ini. Ini pasti gara gara berangkat dan pulang kerja naik motor. Ya ampun baru sehari aja badanku sudah begini bagaimana kalau setiap hari. Wah wah…bisa remuk redam beneran nih. Ingat naik motor jadi ingat Ferry sedang apa ya dia sekarang badannya remuk redam juga ngga ya? Ih ngapain juga mikirin bagaimana badannya setelah naik motor denganku hari ini. Tapi dia baik kan sudah mau jemput dan anterin aku pulang padahal kantornya jauh dari kantorku. Orang seperti itu koq bisa dapat kerja ya…ih jahatnya aku ya.

Tiba tiba perasaan aneh yang akhir akhir ini sering kurasakan muncul kembali. Ada apa ya, apakah ini jawaban dari harapan harapan ku yang selama ini terpendam. Harapan bahwa ada sesuatu kebaikan dibalik kelakuannya yang membuatku sebal. Tapi entah makin hari memang berubah kelakuannya, makin hari makin berkurang saja hobinya ngoceh kalau ketemu aku dia lebih banyak diam dan aku lebih banyak nyela dirinya. Tapi ntah kenapa juga sejak itu pula aku sering minta maaf setelah menyelanya. Ada perasaan bersalah kalau kata kataku sepertinya menyakiti hatinya, aku takut kalau kalau nanti dia marah padaku dan tidak mau menemuiku lagi. Lalu siapa lagi yang akan rajin menemuiku, lalu aku tak ada tempat buat marah. Ya ampun jahatnya aku, selama ini aku hanya menyela dan mengatainya dengan sebutan orang yang tidak konsisten dengan kata katanya. Bebalnya aku yang tak bisa juga tersenyum padanya dan mendengarkan dia baik baik tanpa terburu buru memotong pembicaraanya dengan celaan. Awalnya dia membalas celaanku dengan celaan juga hingga kadang kami main pukul pukulan seru ya..kadang dia meringis kesakitan karena aku memukulnya terlalu keras. Dan dia selalu yang menghentikan acara itu dengan minta ampun.

“Udah ..udah Win ampun deh ampun …sakit kan emang ngga bisa rada halus apa?”

“Ngga…”

………..

Dan kalau sudah terdiam begitu aku jadi takut sendiri apa yang sebenarnya dia rasakan benar benar sakitkah atau marah padaku, atau sebal karena ada perempuan segalak aku. Tapi entah kenapa waktu itu ada saja yang kemudian membuat kami baik lagi dan bicara seperti biasa lagi. Duh Ferry loe aneh banget sih, apa gue yang aneh ya?

Dan sekarang aku sedang melamunkan dirinya hanya karena badan yang remuk redam ini?.

*****

Hari ini hari kelima aku harus naik motor lagi dengan Ferry, makin hari koq makin ngga berasa cape nya ya. Dan ada seusatu yang lain setiap pagi menjelang keberangkatanku, Ferry rapi dan sopan, ngga bawel dan ngga ngeselin. Dan aku jadi lebih patuh dan nurut sama dia, kenapa ya. Ah udah lah mungkin sudah waktunya aku dan dia tumbuh jadi dewasa dan ngga kekanak-kanakan. Lho bukannya aku yang kekanak-kanakkan. Biarin deh toh semua sudah berubah kepada hal yang lebih baik dan lebih mudah diatur. Agak tenang dan damai tak perlu sewot atau berprasangka buruk jalanin apa adanya. What?!!! Tunggu memangnya kemarin kemarin ada apa ya dan sekarang kenapa tenang ya.

“Mba nunggu jemputan ya?”

“Eh Aning Iya nih”

“Enak ya ada yang antar jemput ?”

“Yah lumayan lah..”

“Dah lama ya mba sama Masnya…tinggal nunggu undangannya nih…..”

Deg…what undangan ? undangan apa ya…duh bingung nih eh ..jangan..jangan.. undangan …ya ampun..aduh..duh pasti mukaku merah nih kayanya apaan sih aduh kenapa sih. Wah si Aning nih bikin kaget. Aku terus terang jadi terbungkam kaget mendengar ledekan Aning yang sebenarnya biasa dan datar saja, tapi entahlah kenapa jadi panic ya…dan seperti menyadari kekagetanku Aning kelihatan jadi kikuk dan mencoba meminta maaf.

“Eh sorry mba…bercanda lho “

“Ngga apa-apa koq Ning” jawabku garing, untung dua menit kemudian Aning langsung pamit karena jemputannya keburu datang.

“Maaf lagi ya mba, aku duluan ya mba”

“Iya Ning ngga apa-apa”

Dan kalau boleh jujur selain kaget dengan pertanyaan Aning yang polos itu disisi lain dalam hati ini ada yang berdegup agak lebih kencang dan seperti suasana harap harap cemas. Lho gimana sih ah bingung mengungkapkannya deh. Apa iya ada kecenderungan kearah sana? Nah nah mulai ada yang agak jelas dan terungkap nih, jangan jangan semua orang menganggap ada hubungan khusus antara aku dan Ferry dan salahkah mereka kalau mereka punya perkiraan seperti itu.

“Win!...Win!!...mau pulang ngga?, ngapain si bengong aja disitu?”

“Eh udah datang bilang dong dari tadi “

“Udah cape gue manggilin loe…yuk”

Aku gelagapan terus terang panic karena orang yang sedang memenuhi isi kepalaku tiba-tiba ada di depanku pake acara teriak teriak pula. Tanpa ba bi bu lagi aku segera naik ke motornya dan mengenakan helm dengan segera takut kelihatan merah mukaku itu.

Nah gini kan aman pikirku setelah kepala tertutup helm dan menurunkan kaca helm hingga menutup mukaku.

“Win…kita makan dulu yuk”

“Apa? Makan?” tanyaku agak berteriak maklum dong kan diatas motor agak ribut.

“ Iya…mau ya?”

“Ayo aja tapi loe yang traktir”

“Iya dong kan gue yang ngajak”

Hemm bisa rusak nih dunia persilatan dah cape banget, suasana hati masih agak dag dig dug gini eh ngajak makan pula….harus menetralkan perasaan segera nih, tapi untuk menolak koq rasanya ngga sopan ya sudah diantar jemput eh diajak makan ditraktir pula masa nolak.

Sampai di satu rumah makan yang menurutku sih agak mewah Ferry menghentikan motornya dan mengajakku masuk kedalamnya. Suasananya nih sudah sore menjelang malam begini lampunya temaram duh merinding jadinya kuikuti saja langkahnya dengan sejuta rasa heran dan penasaran, sampai bertahun tahun ini ngga pernah Ferry ajak aku makan ditempat yang romantis gini. Nah..nah tuh Ferry ambil tempat dipojok lagi yang tempat duduk berdua aduh gimana nih..bener2 panik aku.

“Mau makan apa Win”

“Apa ya terserah kamu aja deh…aku kan ga pernah kesini” ups aku…kamu..

“Ok aku yang pilih” Sumpe suasana yang aneh…gayanya so gentle gitu….kubiarkan dia memilih menu untukku dan dirinya toh dia sudah tahu banyak soal seleraku. Setelah selesai tiba-tiba dia memandangku serius….Mak jangan sekarang dong aku mati gaya nih…

“Win kamu inget ngga pertama kali kita ketemu dan kenalan?”

“Nggak”

“Hemmm….aku ingat semua”

“Terus kenapa?”

“Cuma mau ngingetin tapi …yang bagus bagus aja ya”

“Lho emang ada yang ngga bagus…terus yang ngga bagus siapa aku atau kamu” tuh kan ko jadi aku kamu gitu si….

“Kita berdua tapi aku yang banyak ngga bagusnya ya….”

“Ya iya lah sampai sekarang” aku mencoba bercanda

“Masa sih..padahal aku sudah berusaha keras untuk kelihatan bagus dan sempurna lho didepanmu”

“Kenapa?”

“Supaya kamu suka sama aku”

“Emang penting?”

“Ngga juga sih….”

Aku diam dia juga diam ih ngeselin tahu suasana begini dadaku degdegan terus….

“Win…kapan kapan aku kerumahmu ya….”

Kan udah sering” duh garing amat ya jawabnya

“Ya….ini lain”

“Aku mau….ehm…gimana ya…”

“Kenapa si”

“Aku mau ngelamar kamu Win”

“What” mulutku terbuka lebar nganga gitu dan bengong

“Kenapa ..aku salah ngomong ya?”

“Ya..iya ..eh ngga..salah ya “

Mendengar jawabanku Ferry jadi terdiam seperti bingung dan panic alias grogi tapi jangan tanya bagaimana perasaanku saat ini..melebihi perasaan naik kora kora di dunia fantasi mungkin. Dan kami kini terdiam sebenarnya mesti apa aku ya…pertanyaan yang tiba tiba begitu mestinya aku protes ya kan? Selama ini tak ada satu ikatanpun yang bisa membuat kami harus melangkah lebih lanjut. Tapi adakah hubunganku yang lebih special seperti hubunganku dengan Fery ini? Ngga ada dan sepertinya sudah ngga ada kesempatan buat yang lain karena semua sudah ada di dia ..lho….lho… sudahlah aku mau ngangguk aja ah….

“Ehm….” Aku mencoba untuk ternsenyum yang agak garing kayanya nih duh berat amat sih mau senyum.

“Jadi gimana Win?”

“Ehm…” aku coba senyum lagi siapa tahu lebih manis..tapi ya ampun jelek amat..

“Win…aku nunggu jawabanmu nih…”

“Ehmmm….” Senyuman ketiga nih biar dia tahu kalau aku setuju banget….

“Win ngga usah senyum senyum gitu deh ngangguk aja ato geleng deh cukup buatku”

“Kenapa senyumku jelek ya?”

“Iya!”

Aku melotot tapi entah kenapa tiba-tiba aku langsung menganggukkan kepalaku……

***********************************************************************

3 komentar:

KRL - MRT BNI Sudirman fatmawati

 Beberapa kali naik krl lanjut mrt, dr stasiun Sudirman jurusan akhir Lebak bulus. Walaupun tidak turun di jurusan akhir, tetapi hanya sampa...