Selasa sore 14 April 2009, seperti biasa aku aku melewati uki sebagai salah satu rute perlintasanku menuju rumah dari kantorku di cikarang menuju cimanggis. Dari uki aku harus meneruskan perjalanku dengan angkot elf 56 jurusan cileungsi...dan sore itu menjelang lampu lalu lintas yang kebeteluan sedang menyala merah aku mencoba menaiki salah satu angkot 56 yang sebelumnya ada seorang bapak yang naik, setelahnya aku naik dengan hati2 karena didepan ada polisi dan dibelakang angkot tsb banyak motor. Namun pada saat aku naik ternyata mobil sudah penuh atas pemberitahuan dari salah satu penumpang yang duduk didepan pintu. Untuk itulah aku memutuskan turun lagi dengan hati2 pula aku coba mundur dan turun tapi ternyata yang mulanya mobil berjalan pelan jadi agak menambah kecepatan sementara aku sudah meletakan satu kakiku dibawah...jadi terjatuhlah aku. Dengan posisi miring dengan bahu kiri menghantam aspal dan mata kaki yang mencium jalan dengan agak keras ditambah telapak tangan kanan yan terserempet di aspal. Tapi saat itu entah kenapa mungkin akrena malu atau kaget aku langsung bangun, berdiri dan jalan lagi mencari mobil selanjutnya. Aku tahu sopir angkot takut sama polisi yang ada didepan, dan aku merasa benar karena menaiki mobil pada saat seharusnya mobil bisa berhenti dilampu merah. Siapa yang salah ya...? Aku...yang naik angkot disembarang tempat, sopir angkot yang menambah kecepatan pada saat aku turun, atau pak polisi yang menakut-nakuti sopir angkot?.....
Tapi aku ambil hikmahnya saja dari itu...aku punya pengalaman mencium aspal dengan mata kaki, merasakan insiden di jalan raya dan didepan umum (jarang-jarang lho...) dan aku mesti bersyukur karena aku tidak ditabrak oleh kendaran dibelakang mobil angkot itu.
Sedihnya...hari gini jatu dari angkot...hik..hik...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar