Rabu, 30 September 2020

Bersabar Berharap Ridho, dari pasien hd dan pendampingnya

Kala pagi dihari Rabu, duduk rapi didepan ruang hemodialisa. Jadwal rutin Rabu Sabtu pagi adalah hemodialisa suami. Sabar dan ikhlas lah dirimu suamiku. Allah sudah kasih ketentuan seperti ini mungkin agar kau lebih mengingat Allah. Atau mungkin agar berguguran dosa dosamu karena kau sabar dan ikhlas. Hingga surga kan kau raih. Aku mendampingimu dengan segala kemampuan dan kesanggupankun, semoga akupun lebih kuat dan sabar. Semoga ini adalah jalan kita menuju keridhoan Allah....Aamiin.

Senin, 03 Agustus 2020

19 DESEMBER 2019

Desember 2019. Pertengahan bulan yang sungguh berat buatku, tanggal 19 Desember aku harus mengantar suami ke rumah sakit ke unit IGD tepatnya. Dadanya sesak yang diakibatkan batuk kering terus menerus, Badan lemas dan kaki agak bengkak. Untungnya malam itu ada suami mba yang bantu2 dirumah, sehingga dia bisa menyupiri mobil karena aku ngga bisa nyetir (sedih). Setelah beberapa saat sumiku di igd kuminta suami mba agar pulang saja. Biar besok pagi bisa bantu aku lagi. Setelah dilakukan serangkaian pemeriksaan, therapi obat dan observasi, hasilnya bahwa suami harus rawat inap masuk ruang ICCU. Karena keluhan awal adalah sesak nafas, batuk dan kaki bengkak dirujuklah ke ICCU, ICCU ( Intensif Coronary Care Unit ) Merupakan unit perawatan intensif untuk penyakit jantung, terutama penyakit jantung koroner, serangan jantung, gangguan irama jantung yang berat, gagal jantung *)https://www.primamedika.com/id/fasilitas-prima-medika/icu-hcu-iccu. Namun sebelum dipindahkan ke ruang rawat selanjutnya (ICCU) dokter jaga di IGD sudah memberitahukan bahwa, hasil observasi awal dan hasil konsultasi dengan dokter penyakit dalamnya, suami di vonis gagal ginjal dan harus menjalani cuci darah. Seperti tersambar petir dengar penjelasan dari dokter jaga yang wajahnya datar dan seperti tidak ada rasa bersalah atau dia menganggap ini hal sepele buat dia?. Maafkan emak baper ini. Menangis , berulang ulang….melipir keluar ruangan IGD malam itu. Sendiri sesak dan remuk hati. Dini hari itu, kualihkan pandangan di rumah sakit yang sepi dan gelap. Pohon natal dan hiasannya saja yang sedikit menerangi lobby RS kala itu. Entah mengapa ku rekam sejenak pohon natal itu lalu mengarah ke pintu kamar Rontgen, yang memang letaknya tak berjauhan. Kujadikan status WA ku. Bukan untuk pamer tapi entahlah….. remuknya dan hampanya hatiku membawaku melakukan itu.. Sekian Dulu….

Kamis, 23 Juli 2020

Jadi menurutmu, rasa ini rasa apa. Merinduimu ketika tak juga berjumpa denganmu, membencimu jika tak jua ada kata sepakat diantara kita. Tak jua menemukan jalan keluar. Walau tak pernah ada yang harus diselesaikan. Namun mengapa tetap saja ada sesuatu yang mengganjal, entah senang entah benci. Terus saja dua hal itu yang bergantian hadir susul menyusul dan berkejaran. Aku lelah, sungguh lelah. Mau sampai kapan hatiku terburai ter jajah yang tak pernah pasti. Mungkin aku jatuh cinta padamu, tapi mungkin saja hanya kagum, atau hanya sekedar bangga…. Aku merasai ini walau tak dapat mengartikan Aku tetap membiarkan tumbuh Aku tahu, kadang tumbuh, lalu mati, tiba2 sudah besar dan seketika tak berbekas. Ah membingungkan Maukah kau membantu mengurainya? Bisakah kita bicara soal hati? Sebentar saja Tapi aku pasti akan tertawa… aneh kalau harus bicara soal hati denganmu. Kamu bukan saja tempat yang salah, tapi ngga masuk akal…. note : kisah dari peran pengganti, mbuh sopo.

KRL - MRT BNI Sudirman fatmawati

 Beberapa kali naik krl lanjut mrt, dr stasiun Sudirman jurusan akhir Lebak bulus. Walaupun tidak turun di jurusan akhir, tetapi hanya sampa...